Saturday, October 6, 2012

Bianconeri Siap Amankan Luca Marrone


Luca Marrone
Juventus terkesan dengan penampilan Luca Marrone. Manajemen Bianconeri siap mengamankan bintang muda itu dengan menawarkannya kontrak baru.

Sebagaimana diberitakan Goal, Jumat (21-9), manajemen juara bertahan Serie A tersebut dikabarkan sedang menyiapkan kontrak baru selama empat tahun mendatang.

Marone merupakan salah satu pemain Juve yang memiliki prospek cerah. Pemain 22 tahun itu bisa bermain di posisi gelandang dan pemain belakang dengan sama baiknya. Antonio Conte pun terkesan dengan permainannya.

Sejauh ini, Marone memang baru bermain sebanyak enam kali untuk tim yang bermarkas di Turin tersebut. Namun, dengan tawaran kontrak yang ada, Marone siap diturunkan sebagai pemain inti.

Menurut media di Italia, Marone akan dijadikan sebagai salah satu penerus gelandang veteran Andrea Pirlo. Duetnya bersama Paul Pogba diharapkan bisa membantu Juve meraih kesuksesan di masa mendatang.

Friday, October 5, 2012

Indonesia Beli 8 Helikopter Apache dari AS


Indonesia akan membeli delapan helikopter Apache dari Amerika Serikat. Hal itu disebut-sebut menjadi sebuah tanda bagi kedua negara untuk memperkuat hubungan menyangkut peningkatan keamanan kawasan. 

Pembelian itu diungkapkan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Washington, belum lama ini. 

Clinton mengatakan Pemerintah AS telah menginformasikan kepada Kongres tentang potensi penjualan delapan helikopter AH-64D Apache Longbow kepada pemerintah Indonesia. 

"Perjanjian ini akan memperkuat kemitraan menyeluruh kita dan membantu meningkatkan keamanan di kawasan," ujar Clinton. 

Ia tidak menyebutkan nilai penjualan kedelapan Apache yang akan dibeli oleh Indonesia itu. 

Menlu Marty Natalegawa dan Clinton pada Kamis (20-9) masing-masing memimpin delegasi kedua negara melakukan Pertemuan Komisi Bersama (JCM) RI-AS yang ketiga setelah sebelumnya melakukan pertemuan serupa di Washington DC pada 2012 dan di Bali pada 2011. 

Komisi Bersama itu merupakan mekanisme kerangka kemitraan menyeluruh, yang secara resmi diluncurkan tahun 2010 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Barack Obama ketika Obama berkunjung ke Indonesia.

Thursday, October 4, 2012

Sarjana Harus Jadi Pengusaha



UIN Sunan Kalijaga mewisuda 1.177 sarjana baru kemarin. Para alumni itu diharapkan menjadi pionir entrepreneurship (wirausaha).
Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof Dr H Musa Asy’arie mengatakan, gelar akademik sebagai sarjana, magister, dan doktor harus dibarengi kualitas yang kompetitif. "Lebih-lebih yang sudah bergelar magister dan doktor, tentu memiliki tugas lebih berat untuk mengimplementasikan riset-riset ilmiah dan inovasi baru yang bermanfaat bagi masyarakat luas serta mendukung berkelanjutannya ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat," kata Musa Asy’arie di Gedung Multypurpose UIN Sunan Kalijaga, kemarin.
Musa Asy’arie berharap, alumni UIN Sunan Kalijaga menjadi pionir-pionir entrepreneurship di tengah masyarakat dengan mengembangkan inovasi baru bernilai ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan. Lulusan UIN Sunan Kalijaga tidak diajarkan untuk bergantung pada dunia kerja pemerintahan atau swasta. 
"Maka, hendaknya para lulusan itu terdorong untuk berjuang menjadi wirausaha-wirausaha muda yang terlahir dari dunia kampus. Tentunya bisa menciptakan kemandirian sosial dan finansial bagi masyarakat banyak," ujarnya.
Musa Asy’arie mengutarakan, sejalan dengan pengembangan akademik, UIN Sunan Kalijaga berupaya menumbuhkan jiwa entrepreneurship dari kampus. Kepala Biro Administrasi Umum UIN Sunan Kalijaga Yusuf Khusaini mengatakan wisuda UIN Kalijaga kali ini merupakan wisuda terbesar yang pernah dilakukan. Jumlah wisudawan lebih dari 1.000 orang.

Tuesday, October 2, 2012

Kekeringan Parah, Harga Pangan Dunia Naik 10%


Harga pangan dunia naik 10% sepanjang Juli 2012 karena kekeringan yang terjadi di AS dan Eropa Timur. Bank Dunia meminta negara-negara di dunia untuk membuat program perlindungan menghadapi kelaparan.
Laporan Bank Dunia menyebutkan, dari Juni sampai Juli, harga jagung dan terigu naik 25%, dan harga kedelai naik 17%. Hanya harga beras yang turun 4%.

Secara keseluruhan, dari indeks harga pangan Bank Dunia, harga pangan dunia di Juli 2012 naik 6% dibandingkan Juli 2011.

Harga kedelai berjangka tembus rekor tertinggi US$ 17,78 per bushel pada perdagangan kemarin. Sementara harga berjangka jagung mendekati rekor tertinggi US$ 8,49 awal bulan ini.

"Kita tidak bisa membiarkan harga pangan naik tinggi seperti saat ini. Karena akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, seperti anak-anak yang terpaksa keluar dari sekolahnya, serta makin minimnya nutrisi yang dikonsumsi anak-anak karena mahalnya harga pangan," ujar Presiden Bank Dunia Jim Yong Kil, belum lama ini.

Bank Dunia meminta negara-negara untuk memperketat program mereka mengamankan pangan. "Afrika dan Timur Tengah cukup rentan menghadapi kenaikan harga pangan ini," kata Kim.

Sementara kekeringan parah di AS telah membuat lahan jagung dan kedelai berkurang tajam. Sementara Musim panas di Rusia, Ukraina, dan Kazakhstan membuat produksi tepung menurun.

Secara terpisah, para menteri keuangan dari 21 negara anggota APEC berkomitmen untuk memberantas kebijakan penahanan ekspor pangan sebagai respons untuk menahan kenaikan harga.

Harga Gas Naik, Negara Malah Rugi!


PT Perusahaan Gas Negara (PGN) pada 1 September 2012 akan menaikkan harga gas untuk industri untuk daerah Palembang dan Jawa Barat sebesar 35%. Kenaikan tersebut penerimaan negara dipastikan akan turun triliunan rupiah, pasalnya pemerintah kembali memutuskan untuk merevisi harga gas di hulu.
Seperti dikatakan Dirjen Minyak dan Gas Bumi, Evita Legowo, revisi harga gas dihulu antara ConocoPhilips (produsen gas) dengan PGN akan segera dikeluarkan Surat Keputusan (SK) dari Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Revisinya sudah ada SK-nya, dan sudah ditandatangani oleh Menteri ESDM, nantinya skema revisi harga di hulu pokoknya ditanggung bareng antara Hulu dan Hilir," kata Evita ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, belum lama ini.
Dengan direvisinya harga gas dihulu yang sebelumnya naik sekitar 200% dari US$ 1,8 per mmbtu menjadi US$ 5-6,7 per mmbtu. Selanjutnya akan diturunkan kembali, dengan adanya revisi harga di hulu dipastikan akan berdampak pada penurunan negara.
Seperti diungkapkan sebelumnya oleh Kepala Badan Pengatur Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), R. Priyono, kalau harga gas di hulu dirubah atau diturunkan harganya maka akan berdampak pada penerimaan negara.
"Kalau dirubah akan berdampak pada penerimaan negara. Jadi kalau itu dirubah ya apakah nanti kewajiban kita untuk menyetor jadi tidak terpenuhi. Kan kalau dari sisi BP Migas kan langsung ke Menteri Keuangan, tidak mampir-mampir ke perusahaan mana," ujarnya.
Untuk itu dirinya meminta hal itu menjadi perhatian pemerinta, pasalnya kenaikan harga gas di hulu sudah diasumsikan di APBN yang juga termasuk didalamnya adanya tawar menawar cost recovery bahkan DPR meminta supaya penerimaannya harus naik.
"Kalau harga di hulu itukan sudah diasumsikan di APBN, waktu penyusunan penermaan minyak dan gas bumi, ada tawar menawar cost recovery, kan DPR meminta supaya revenuenya harus naik, supaya rasio antara cost recovery dan gross reveneu-nya juga tetap. Kan waktu itu cost recovery diturunkan US$ 2 juta, jadi mereka minta supaya reveneu pemerintah juga lebih baik," jelas Priyono.
Untuk menjaga pendapatan pemerintah jauh lebih baik, BP Migas menjaga penerimaan negara dengan menaikan harga gas, karena hanya itu ruangnya. "Kalau volumenya kan nggak cepat bisa berubah, kalau harga itu yang cepat bisa menaikan penerimaan negara," ungkapnya.
Bahkan sebelumnya, Wakil Menteri ESDM, Rudi Rubiandini mengungkapkan, apabila harga gas di hulu diturunkan maka akan berdampak pada menurunnya penerimaan negara hingga triliunan rupiah.
"Jika beban di hilir dialihkan ke hulu sebesar 2,5% saja, maka penerimaan negara akan berkurang sekitar 0,5%, angka tersebut dengan asumsi beban yang ditanggung oleh PGN akan direvisi harga gas berkisar RP 1 triliun," ucap Rudi.