Monday, June 9, 2014

Amin Rais: Jangan Pilih Capres Munafik

Amin Rais, Ketua Majelis Permusyawaratan Partai Amanat Nasional (MPP PAN), mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tidak memilih Calon Presiden (Capres) yang wataknya Munafik, sesuai dengan hadist yang disampaikan Nabi Muhammad Saw.
" Kalau pilih Capres, hindari lah yang watak-wataknya munafik. Nabi Muhammad Saw bersabda, ciri-ciri munafk ada tiga. Kalau berbicara di berbohong. Kalau berjanji dia ingkar. Kalau diberi amanat, dia berhianat," kata Amin Rais, pada rapat pemantapan tim pemenangan Prabowo-Hatta tingkat Provinsi Jawa Tengah, di hotel Sunan, Solo, baru-baru ini. Dari penjelasannya, Amin Rais berharap, masyarakat mengikuti pesan Nabi tersebut. " Pertimbangkan itu betul-betul. Jangan sampai salah pilih sosok pemimpin yang jauh dari kemunafikan," tegasnya.
Sebelumnya, saat menyampaikan cerama singkat pada acara Tabligh Akbar Politik Islam dalam rangka Peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad Saw, di Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,  Amin Rais mengibaratkan Pemilu Presiden 9 Juli mendatang sebagai Perang Baratayudha." 9 Juli itu semacam Baratayudha politik. Ini agak serem," ujar Amin Rais, yang saat ini menjadi salah satu tim sukse Prabowo Hatta juga mengungkapkan, bila ‘M’ alias modal yang dimiliki timnya kecil-kecilan. | Medianya kecil-kecilan, moneynya kecil-kecilan,’ ungkapnya. Meski demikian, lanjut mantan Ketua MPR RI itu, dia mengajaka supaya umat Islam berkhusnuzhan kepada Allah Swt. " Khusnuzhan kita harus bulat, jangan ragu-ragu," tutur Amin, sembari mengutif sebuah hadist qudsi ‘Ana Inda Abdi Dzanni’, pada acara Isra’ Mi’raj yang digelar oleh Pengajian Politik Islam dimotori KH A Cholil Ridwan, KH Abdul Rasyid AS, KH Syuhada Bahri dan KH Amliwajir Saidi.
Sementara itu, usai menghadiri acara yang sama, anggota Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Marwah Daud, terlihat berjalan bersama dengan istri Hatta Rajasa, Drs Oktonowati Ulfa Dariah Rajasa, ketika keluar dari Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Keduanya baru saja mengikuti Tabligh Akbar Politik Islam yang digelar dalam rangka peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw oleh Pengajian Politik Islam (PPI). Sebagaimana diketahui, bahwa Marwah Daud memang sudah mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan Prabowo-Hatta.
"Kami mendukung Prabowo-Hatta untuk memenangkan rakyat Indonesia. Bangsa ini Bangsa yang Besar. Kita harus berdaulat dan mandiri, agar Bangsa ii menjadi Mercu Suar Dunia, Indonesia Raya, Nusantara Jaya," ujar Marwah, dalam pidato politiknya di depan Capres Prabowo, di Rumah Polonia, Jakarta, baru-baru ini. Ketua DPP Partai Golkar di era kepemimpinan Akbar Tanjung itu, memang dikenal memiliki basis pengikut yang sangat besar baik di kawasan Tmur maupun Barat Indonesia. Setelah tidak aktif lagi di Parlemen (DPR), Marwah Daud memimpin lembaga yang memberi motivasi kepada generasi muda se-Indonesia, yaitu lembaga Mengelola Hidup Merencanakan Masa Depan (MHMMD). Saat melakukan deklarasi dukungan bagi Prabowo-Hatta, Marwah membawa serta para relawan, yang katanya, tersebar di berbagai Provinsi dan sudah lama memimpikan pemimpin Indonesia baru.(red/go)

Thursday, January 30, 2014

Angelina Sondakh bunuh diri?

Terdakwa kasus suap pembahasan anggaran pengadaan fasilitas di Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Pemuda dan Olahraga, Angelina Pinkan Patricia Sondakh, hari ini membacakan nota pembelaan (pledoi). Dalam pledoi itu, Angie, sapaan Angelina, mengaku sempat mau bunuh diri.

Sambil bercucuran air mata, Angie mengaku sempat terlintas di pikirannya mengakhiri hidupnya setelah suaminya, Alm. Adjie Massaid, wafat. Apalagi, tidak lama kemudian, Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan dia sebagai tersangka kasus suap itu.

"Saya hampir ingin bunuh diri tidak lama setelah suami saya wafat. Beruntung, saya masih punya Allah SWT dan anak-anak saya," kata Angie sembari menangis saat membacakan pledoi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (3/1).

Angie kembali menangis ketika kembali mengingat jaksa penuntut umum mengajukan tuntutan berat, yakni 12 tahun penjara, dalam perkara ini. Dia mengibaratkan hal itu sebagai ledakan petir di siang bolong. Dia tetap tidak mengakui menerima aliran uang Rp 33 miliar dari Direktur Pemasaran PT Anugrah Nusantara, Mindo Rosalina Manulang.

20 Desember tahun lalu, Jaksa Penuntut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi menuntut mantan anggota Komisi X Fraksi Partai Demokrat Dewan Perwakilan Rakyat, Angelina Patricia Pinkan Sondakh, dengan pidana penjara selama 12 tahun. Dia juga dituntut denda sebesar Rp 500 juta, dan apabila tidak sanggup membayar diganti dengan pidana kurungan selama enam bulan.

Angie juga mesti membayar uang pengganti sebesar Rp 12 miliar dan USD 2,350 juta. Apabila tidak sanggup membayar, maka diganti dengan pidana penjara selama dua tahun. Tebal berkas tuntutan buat Angie 299 halaman.

Menurut jaksa, hal-hal memberatkan Angie adalah dia tidak mengakui perbuatannya dan tidak menyesal. Angie dianggap tidak mendukung program pemerintah dalam pemberantasan tindak pidana korupsi. Dia juga dianggap tidak memberi teladan kepada masyarakat. Sementara, alasan meringankan adalah Angie bersikap sopan selama masa persidangan, dan belum pernah dihukum. Dia juga masih memiliki anak balita.

Jaksa menganggap Angie bersalah melanggar pasal 12 huruf a juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 64 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.