Bedasarkan hasil pantauan, Kondisi kabut asap di sejumlah kecamatan di Banyuasin makin pekat dalam beberapa hari terakhir ini, di Kecamatan Rambutan sekitar pukul 06.00 WIB belum lama ini, jalanan sudah tertutup asap dengan jarak pandang yang minim.
Bahkan,pengurangan jarak pandang terjadi hingga pukul 10.00 WIB.Diperkirakan,jarak pandang berkendara hanya 300 meter. Kabut asap juga kembali terjadi pada sore hingga tengah malam. "Kabut makin tebal, itu kabut asap. Bikin sesak," kata Camat Rambutan M Asmi kemarin. Dia mengakui, aksi pembakaran lahan,terutama lahan gambut di Kecamatan Rambutan masih tinggi.Aksi pembakaran lahan ini bertujuan untuk membuka lahan pertanian memasuki musim hujan.
Apalagi, sebagian besar lahan pertanian yang dibakar,malah sudah panen. "Kebiasan membuka lahan yang dibakar, tapi asap juga karena lahan yang kering," ujarnya. Sementara itu, kabut asap yang makin pekat juga terjadi di kawasan perairan Banyuasin. Sejak beberapa hari terakhir, kabut asap membuat jarak pandang nelayan terganggu. Bahkan, nelayan memutuskan untuk berlayar lebih siang, menunggu kabut asap berkurang.
Jenis kabut yang terjadi di wilayah perairan Banyuasin juga terasa lebih pekat. Camat Banyuasin II Roni Utama mengatakan, kabut asap di kawasan perairan tidak hanya mengganggu jarak pandang nelayan, tetapi juga berpengaruh pada pernapasan. "Kabutnya pekat, bikin batuk. Jika keluar di pagi hari, sering sesak napas," katanya beberapa hari lalu.
Sopian, 35, nelayan Sungsang, mengaku kesulitan menangkap ikan karena asap yang menutupi pandangan ketika berlayar. "Asap mengganggu nelayan takut bawa kapal ke laut.Bahkan,harus menambah lampu tembak jika memaksa berlayar pada Subuh hari," katanya. Bahkan,sejak kabut menyelimuti perairan Sungsang, nelayan terpaksa melaut pada siang hari. Hanya saja, jika melaut siang hari, tangkapan ikan nelayan sangat minim. "Terpaksa melaut siang hari, tapi hasil tangkapan sedikit, berkurang sampai 10 kg dari normal.Kami harap asap dapat diatasi,"ujar dia.
No comments:
Post a Comment